TEAM PENCARIAN Search And Rescuer (SAR)
Jumat, 01 Januari 2010 by Ikatan Alumni SISPALA CAMP 57
Pendahuluan
Istilah SAR mulai populer di Indonesia, tetapi tidak banyak yang mengetahui apa arti tugas dan bagaimana organisasi SAR di Indonesia. SAR kepanjangan dari search and Rescue, yaitu: suatu usaha atau kegiatan untuk melakukan pencarian dan petolongan/penyelematan terhadap orang atau material yang hilang atau dikawatirkan hilang dalam suatu musibah.
Sejarah
SAR di Indonesia mulai dikenal mulai tahun 50-an (1950) dengan terdaftarnya negara kita sebagai anggota ICAO (International Civil Aviation Organisation) Yang menangani musibah penerbangan, kemudian pada tahun 60-an terdaftar menjadi anggota IMCO (Inter Government Maritime Consultatine Organisation)atau sekarang lebih dikenal sebagai IMO, maka mulai berkembang pula SAR untuk pelayaran. Sampai kemudian berdasarkan keputusan Presiden No. 11/1972 tanggal 28 Februari lahirlah BASARI (Badan Sar Indonesia)
Organisasi SAR di Indonesia
Aktifitas SAR di Indonesia terorganisasi dalam Badan-badan, berbagai kantor koordinasi serta unsur-unsur operasi yang dibentuk Pemerintah Pusat maupun Daerah, sebagai berikut :
· BASARI Adalah badan yang menyelenggarakan tugas-tugas pencarian dan pertolongan yang berkedudukan langsung dipusat pemerintahan serta bertanggung jawab kepada Presiden. Fungsi dan tugas mengkoordinasikan tugas pencarian dan pertolongan sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional yang berlaku. BASARI dalam struktur organisasi terdiri dari pimpinan 6 (enam) Menteri, BASARNAS, KKR serta SKR diwilayah / daerah.
· BASARNAS sebagai badan pelaksana operasi SAR dikepalai oleh seorang pejabat dari Departemen perhubungan dan berada langsung dibawah Menteri Perhubungan.
· Kantor Kordinasi Rescue (KKR) Bertugas menyelenggarakan aparat koordinasi rescue guna mengkoordinir semua unsur SAR dan fasilitas SAR untuk kegiatan diwilayah tanggung jawabnya. Jumlah KKR di Indonesia dibagi menjadi 4 wilayah operasional, yaitu KKR I di Jakarta, KKR II di Surabaya, KKR III di Ujungpandang dan KKR IV di Biak.
Unsur-Unsur Organisasi Operasi
Dalam penyelenggaraan SAR dibentuk organisasi khusus untuk satu jangka waktu (selama operasi berlangsung) agar dapat dilakukan koordinasi dan pengendalian dari unsur-unsur SAR yang digunakan sehingga mendapat hasil yang optimal. Untuk itu dikenal istilah-istilah SC, SMC, OSC, SRU.
· SC (SAR Coordinator). Adalah pejabat yang mampu memberikan dukungan kepada KKR / SKR untuk menggerakkan unsur-unsur karena kewenangannya atau jabatan yang dimilikinya.
· SMC (SAR Mission Coordinator). Adalah pejabat yang ditunjuk oleh BASARNAS / KKR / SKR karena memiliki kemampuan/kualifikasi yang ditentukan atau telah mengikuti pendidikan. Pajabat ini akan mengkoordinasikan dan mengendalikan operasi SAR dari awal sampai selesai.
· OSC (On Scene Commander). Adalah pejabat yang ditunjuk oleh SMC untuk mengkoordinasikan serta mengendalikan unsur SAR dilapangan.
· SRU (Search and Rescue Unit). Adalah unsur sar yang digerakkan oleh unsur SAR dapat berupa unsur SAR berbagai instansi (darat, laut dan udara)yang diperbantukan atau ditugaskan oleh instansi induknya atau merupakan kelompok masyarakat, kelompok pecinta alam yang merupakan partisipasi dalam operasi SAR.
Prinsip Penyelenggaraan Operasi SAR
· Umum. Diaktifkan setelah tanda darurat dari laporan alternatif pos utama atau pos siaga bantu dan masyarakat. SAR dihentikan bila korban behasil ditemukan dan diselamatkan setelah evakuasi.
· Siaga. Operasi harus cepat, tepat dan efektif sehingga dapat memantau dan mendeteksi sedini mungkin. Pelaksanaan siaga SAR 24 jam penuh.
· Darurat :
o INCERFA : Ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai keselamatan disuatu medan yang sulit untuk mengetahui nya.
o ALERFA: Merupakan kelanjutan dari INCERFA yang keadaannya mengkhawatirkan.
o DISTRESSFA: Keadaan dimana suatu kecelakaan diketaui atau diduga kuat.
Tahap kegiatan
· Tahap menyadari (awareness stage) : Menerima tanda darurat dari pos siaga.
· Tahap tindakan awal (initial action phase) : Tindakan sebagai tanggapan atas tanda darurat.
· Tahap perencanan (planning stage) : Kelanjutan dari evakuasi dan terus mengadakan penyiagaan fasilitas SAR.
· Tahap pelaksanaan operasi (operational stage): Unsur SAR sudah digerakkan dan mengefektifitas kan operasi.
· Tahap Akhir Penugasan (Mission Conclusion stage) : Menarik kembali petugas lapangan dan menyerahkan korban.
Operasi Pencarian
· Briefing pencarian
· Pemberangkatan unsur SAR
· Perjalanan ke area pencarian
· Pelaksanaan pencarian
· Bila perlu penggantian unsur SAR
· Mencari sampai menemukan korban
· Penarikan unsur ke posko
· Debriefing unsur SAR
Perkiraan Kondisi Korban Berdasarkan Waktu Musibah
· 1 - 2 x 24 jam korban masih dinyatakan hidup
· 3 – 4 x 24 jam korban dinyatakan dalam keadaan kritis.
· 5 – 6 x 24 jam korban dinyatakan telah meninggal.
Pemberangkatan Tim SAR
Hal yang perlu diperhatikan :
· Jarak, waktu pemberangkatan, peralatan yang lengkap, alat untuk memberi tanda, peralatan pendukung untuk korban.
· Dalam perjalanan :
o Pengamatan medan
o Melaporkan setiap posisi
o Mengatur waktu
o Selalu dikendalikan dari Posko
Metode-metode digunakan dalam operasi pencarian
· Preliminary Mode : Pengumpulan informasi awal, saat dari mulai tim-tim pencari diminta bantuan tenaga sampai kedatangan di lokasi, formasi dari perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan, dan sebagainya.
· Confinement Mode : Menetapkan garis batas untuk mengurung orang yang hilang agar berada di dalam area pencarian ( Search Area ).
· Detection Mode : pemeriksaan tempat-tempat yang dicurigai bila dirasa perlu dan pencarian dengan cara penyapuan ( sweep researchs ) diperhitungkan untk menemukan orang yang hilang atau barang yang tercecer.
· Tracking Mode : Mengikuti jejak barang-barang yang tercecer yang ditinggalkan oleh orang yang hilang.
· Memberikan perawatan kepada korban dan memindahkan ke tempat perawatan yang lebih memuaskan.
Dari kelima model, umumnya anggota SAR akan banyak terlibat pada Confinement Mode, karena hasilnya lebih memuaskan.
Confinement Mode
Pemikiran yang melatarbelakangi Confinement Mode adalah sederhana, yaitu menjebak orang yang hilang pada suatu area yang kita tahu batas-batasnya sampai dengan :
· Area tersebut dapat disapu (dilakukan penyapuan )
· Orang yang hilang akan bergerak keluar dari area dan ( dalam proses ) dapat tertangkap oleh tim pencari.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan yaitu :
· Trail Block : Tim kecil dikirim untuk memblokir jalan setapak yang keluar masuk search area.
· Road Block : Dasarnya sama dengan trail block, kadang tenaga sukarela yang sudah tua atau penggemar jeep dapat diminta disini, sebagaimana tim pencari di jalan yang buruk. Apabila search area diputuskan tertutup bagi bukan tim pencari seseorang (sebaliknya petugas hukum ) umumnya ditempatkan dala mroad block.
· Look Outs : Menempatkan tim kecil pada posisi-posisi yang strategis/tempat-tempat yang memeberikan pandangan luas ke dalam lembah-lembah,untuk mendeteksi gerakan orang yang hilang. Variasinya seorang ditempatkan sebagai pengamat, sementara tim kecil bergerak memeriksa pada lokasi yang dicurigai, yang berada dalam jangkauan pengamat. Beberapa peralatan dapat digunakan untuk menarik perhatian orang yang hilang antara lain asap, bunyi-bunyian, bendera, dan lain-lain.
· Camp In : Camp In dapat berupa pos pengamat, sebagai radio relay dapat ditempatkan pada tempat-tempat strategis, atau situasi lain dimana tim kecil menempati lokasi-lokasi tertentu.
· String Lines : Pada daerah yang bervegetasi lebat, string lines ( bentangan tali bertanda ) untuk kepentingan yang sama, yaitu memagari daerah pencarian.
Detection Mode
Metode Detection dapat dikelompokkan dalam 3 kategori :
· Tipe I Search : Pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukan yang dianggap paling mungkin.
· Tipe II Search : Kriterianya adalah efisiensi yaitu pencarian yang cepat dan sistematis atas area yang luas dengan metode penyapuan, yang mana akan menghasilkan hasil akhir tertinggi dari setiap pencari per jam kerjanya (dinamakan juga Open Grids).
· Tipe III Search : Adalah mencari dengan sistematika yang ketat atas area yang lebih kecil mengunakan metode penyapuan yang cermat (dinamakan juga Close Grids).
Istilah SAR mulai populer di Indonesia, tetapi tidak banyak yang mengetahui apa arti tugas dan bagaimana organisasi SAR di Indonesia. SAR kepanjangan dari search and Rescue, yaitu: suatu usaha atau kegiatan untuk melakukan pencarian dan petolongan/penyelematan terhadap orang atau material yang hilang atau dikawatirkan hilang dalam suatu musibah.
Sejarah
SAR di Indonesia mulai dikenal mulai tahun 50-an (1950) dengan terdaftarnya negara kita sebagai anggota ICAO (International Civil Aviation Organisation) Yang menangani musibah penerbangan, kemudian pada tahun 60-an terdaftar menjadi anggota IMCO (Inter Government Maritime Consultatine Organisation)atau sekarang lebih dikenal sebagai IMO, maka mulai berkembang pula SAR untuk pelayaran. Sampai kemudian berdasarkan keputusan Presiden No. 11/1972 tanggal 28 Februari lahirlah BASARI (Badan Sar Indonesia)
Organisasi SAR di Indonesia
Aktifitas SAR di Indonesia terorganisasi dalam Badan-badan, berbagai kantor koordinasi serta unsur-unsur operasi yang dibentuk Pemerintah Pusat maupun Daerah, sebagai berikut :
· BASARI Adalah badan yang menyelenggarakan tugas-tugas pencarian dan pertolongan yang berkedudukan langsung dipusat pemerintahan serta bertanggung jawab kepada Presiden. Fungsi dan tugas mengkoordinasikan tugas pencarian dan pertolongan sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional yang berlaku. BASARI dalam struktur organisasi terdiri dari pimpinan 6 (enam) Menteri, BASARNAS, KKR serta SKR diwilayah / daerah.
· BASARNAS sebagai badan pelaksana operasi SAR dikepalai oleh seorang pejabat dari Departemen perhubungan dan berada langsung dibawah Menteri Perhubungan.
· Kantor Kordinasi Rescue (KKR) Bertugas menyelenggarakan aparat koordinasi rescue guna mengkoordinir semua unsur SAR dan fasilitas SAR untuk kegiatan diwilayah tanggung jawabnya. Jumlah KKR di Indonesia dibagi menjadi 4 wilayah operasional, yaitu KKR I di Jakarta, KKR II di Surabaya, KKR III di Ujungpandang dan KKR IV di Biak.
Unsur-Unsur Organisasi Operasi
Dalam penyelenggaraan SAR dibentuk organisasi khusus untuk satu jangka waktu (selama operasi berlangsung) agar dapat dilakukan koordinasi dan pengendalian dari unsur-unsur SAR yang digunakan sehingga mendapat hasil yang optimal. Untuk itu dikenal istilah-istilah SC, SMC, OSC, SRU.
· SC (SAR Coordinator). Adalah pejabat yang mampu memberikan dukungan kepada KKR / SKR untuk menggerakkan unsur-unsur karena kewenangannya atau jabatan yang dimilikinya.
· SMC (SAR Mission Coordinator). Adalah pejabat yang ditunjuk oleh BASARNAS / KKR / SKR karena memiliki kemampuan/kualifikasi yang ditentukan atau telah mengikuti pendidikan. Pajabat ini akan mengkoordinasikan dan mengendalikan operasi SAR dari awal sampai selesai.
· OSC (On Scene Commander). Adalah pejabat yang ditunjuk oleh SMC untuk mengkoordinasikan serta mengendalikan unsur SAR dilapangan.
· SRU (Search and Rescue Unit). Adalah unsur sar yang digerakkan oleh unsur SAR dapat berupa unsur SAR berbagai instansi (darat, laut dan udara)yang diperbantukan atau ditugaskan oleh instansi induknya atau merupakan kelompok masyarakat, kelompok pecinta alam yang merupakan partisipasi dalam operasi SAR.
Prinsip Penyelenggaraan Operasi SAR
· Umum. Diaktifkan setelah tanda darurat dari laporan alternatif pos utama atau pos siaga bantu dan masyarakat. SAR dihentikan bila korban behasil ditemukan dan diselamatkan setelah evakuasi.
· Siaga. Operasi harus cepat, tepat dan efektif sehingga dapat memantau dan mendeteksi sedini mungkin. Pelaksanaan siaga SAR 24 jam penuh.
· Darurat :
o INCERFA : Ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai keselamatan disuatu medan yang sulit untuk mengetahui nya.
o ALERFA: Merupakan kelanjutan dari INCERFA yang keadaannya mengkhawatirkan.
o DISTRESSFA: Keadaan dimana suatu kecelakaan diketaui atau diduga kuat.
Tahap kegiatan
· Tahap menyadari (awareness stage) : Menerima tanda darurat dari pos siaga.
· Tahap tindakan awal (initial action phase) : Tindakan sebagai tanggapan atas tanda darurat.
· Tahap perencanan (planning stage) : Kelanjutan dari evakuasi dan terus mengadakan penyiagaan fasilitas SAR.
· Tahap pelaksanaan operasi (operational stage): Unsur SAR sudah digerakkan dan mengefektifitas kan operasi.
· Tahap Akhir Penugasan (Mission Conclusion stage) : Menarik kembali petugas lapangan dan menyerahkan korban.
Operasi Pencarian
· Briefing pencarian
· Pemberangkatan unsur SAR
· Perjalanan ke area pencarian
· Pelaksanaan pencarian
· Bila perlu penggantian unsur SAR
· Mencari sampai menemukan korban
· Penarikan unsur ke posko
· Debriefing unsur SAR
Perkiraan Kondisi Korban Berdasarkan Waktu Musibah
· 1 - 2 x 24 jam korban masih dinyatakan hidup
· 3 – 4 x 24 jam korban dinyatakan dalam keadaan kritis.
· 5 – 6 x 24 jam korban dinyatakan telah meninggal.
Pemberangkatan Tim SAR
Hal yang perlu diperhatikan :
· Jarak, waktu pemberangkatan, peralatan yang lengkap, alat untuk memberi tanda, peralatan pendukung untuk korban.
· Dalam perjalanan :
o Pengamatan medan
o Melaporkan setiap posisi
o Mengatur waktu
o Selalu dikendalikan dari Posko
Metode-metode digunakan dalam operasi pencarian
· Preliminary Mode : Pengumpulan informasi awal, saat dari mulai tim-tim pencari diminta bantuan tenaga sampai kedatangan di lokasi, formasi dari perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan, dan sebagainya.
· Confinement Mode : Menetapkan garis batas untuk mengurung orang yang hilang agar berada di dalam area pencarian ( Search Area ).
· Detection Mode : pemeriksaan tempat-tempat yang dicurigai bila dirasa perlu dan pencarian dengan cara penyapuan ( sweep researchs ) diperhitungkan untk menemukan orang yang hilang atau barang yang tercecer.
· Tracking Mode : Mengikuti jejak barang-barang yang tercecer yang ditinggalkan oleh orang yang hilang.
· Memberikan perawatan kepada korban dan memindahkan ke tempat perawatan yang lebih memuaskan.
Dari kelima model, umumnya anggota SAR akan banyak terlibat pada Confinement Mode, karena hasilnya lebih memuaskan.
Confinement Mode
Pemikiran yang melatarbelakangi Confinement Mode adalah sederhana, yaitu menjebak orang yang hilang pada suatu area yang kita tahu batas-batasnya sampai dengan :
· Area tersebut dapat disapu (dilakukan penyapuan )
· Orang yang hilang akan bergerak keluar dari area dan ( dalam proses ) dapat tertangkap oleh tim pencari.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan yaitu :
· Trail Block : Tim kecil dikirim untuk memblokir jalan setapak yang keluar masuk search area.
· Road Block : Dasarnya sama dengan trail block, kadang tenaga sukarela yang sudah tua atau penggemar jeep dapat diminta disini, sebagaimana tim pencari di jalan yang buruk. Apabila search area diputuskan tertutup bagi bukan tim pencari seseorang (sebaliknya petugas hukum ) umumnya ditempatkan dala mroad block.
· Look Outs : Menempatkan tim kecil pada posisi-posisi yang strategis/tempat-tempat yang memeberikan pandangan luas ke dalam lembah-lembah,untuk mendeteksi gerakan orang yang hilang. Variasinya seorang ditempatkan sebagai pengamat, sementara tim kecil bergerak memeriksa pada lokasi yang dicurigai, yang berada dalam jangkauan pengamat. Beberapa peralatan dapat digunakan untuk menarik perhatian orang yang hilang antara lain asap, bunyi-bunyian, bendera, dan lain-lain.
· Camp In : Camp In dapat berupa pos pengamat, sebagai radio relay dapat ditempatkan pada tempat-tempat strategis, atau situasi lain dimana tim kecil menempati lokasi-lokasi tertentu.
· String Lines : Pada daerah yang bervegetasi lebat, string lines ( bentangan tali bertanda ) untuk kepentingan yang sama, yaitu memagari daerah pencarian.
Detection Mode
Metode Detection dapat dikelompokkan dalam 3 kategori :
· Tipe I Search : Pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukan yang dianggap paling mungkin.
· Tipe II Search : Kriterianya adalah efisiensi yaitu pencarian yang cepat dan sistematis atas area yang luas dengan metode penyapuan, yang mana akan menghasilkan hasil akhir tertinggi dari setiap pencari per jam kerjanya (dinamakan juga Open Grids).
· Tipe III Search : Adalah mencari dengan sistematika yang ketat atas area yang lebih kecil mengunakan metode penyapuan yang cermat (dinamakan juga Close Grids).
Posting Komentar