Google Maps

TIPS RAMAH LINGKUNGAN

1. Mengurangi Polusi dengan :
Jangan Membakar sampah daun - daunan dibuat menjadi kompos aja
Membuang sisa dapur, jangan ke saluran air atau toilet
Gunakan Transportsi Umum
Menanam pohon

2. Hemat Energi dengan :
Matikan alat elektronik jika tidak digunkan lagi
Naik sepeda

3. Hemat Air dengan :
Gunakan air secukupnya
Gunakan ulang sisa air untuk menyiram tanaman
kumpulkan air hujan untuk keperluan lain seperti mencuci, mengepel dll

4. Membuang Sampah
Reuse, Reduce, Recycle

KOMPAS dan ORIENTASI

KOMPAS
Ada banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam kegiatan di alam, tentunya masing‑masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Macam kompas yang digunakan antara lain : Kompas Prisma, Kompas Lensa dan Kompas Silva (Kompas Orientasi). Namun pada dasarnya fungsi kompas adalah sama, yaitu

1. Mengetahui arah

2. Membidik sasaran


Macam-macam kompas yang digunakan untuk navigasi adalah

1. Kompas Lensa
Kompas Lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcav untuk mempermudah dalam pembacaannya. Bahan lensa ini dapat dari logam maupun dari fiber.

Kelebihan dari lensa ini adalah:

+ Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah.

+ Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.

Kekurangannya adalah

+ Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar sudut kompas.

+ Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukurannya berdasarkan perkiraan saja.

2. Kompas Silva
Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan kompas ini untuk orientasi medan. Kompas ini memiliki tanda panah penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi pula dengan cermin. Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris.

Kelebihannya adalah :

+ Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan

+ Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).

+ Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan I : 25.000.

+ Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.

+ Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).

Kekurangannya adalah

+ Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.

+ Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.

3. Kompas Prisma

Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait. Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.

Kelebihannya adalah

+ Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.

+ Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.

+ Mudah digunakan, mudah didatarkan.

Kekurangannya adalah

+ Terbuat dari logam sehingga berat.


Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan KOMPAS

1. Set semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang standar). Untuk checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut telah kita ketahui SPM‑nya (misal 0° 00' 00").

Plot salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan juga terdapat di peta, catat besar sudut petanya, misal 50'.

+ Untuk kompas standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan tersebut dan' titik Tnangulasi juga harus sebesar 50'. (Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).

2. Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360°). Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400, maka di lapangan kita harus menghitung lagi.


ORIENTASI
A. Orientasi Peta
Sebelum masuk daerah operasi, terlebih dahulu anda harus mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan. Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya akan dipergunakan, misal : titik ketinggian dan nama punggunungan, sungai, jurang dan lain‑lain (dapat tanya penduduk).

Perlu diperhatikan dan diingat, bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik kedudukan yang berlainan, maka dalam hal orientasi perlu hati‑hati.

Orientasi Peta adalah meng‑Utara‑kan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan bentang alam yang kita hadapi. Hal ini merupakan cara/prosedur yang pertama kali harus dilakukan bila kita akan melakukan orientasi peta dan medan, langkahnya adalah

a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda‑tanda medan terlihat dengan jelas.

b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.

c. Setelah kompas 0" atau 360" , dan diatas peta yang posisi sejajar dengan garisgaris bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,

d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu ‑r peta sudah segans dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (mengutarakan peta).

e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.

. Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.


B. Orientasi Medan
Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:

1. Orientasi medan dengan kompas
Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting

untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu

a. Resection
Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah

+ Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

+ Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)

+ Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

+ Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.

+ Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.

Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

b. Intersection
Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130' terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).

Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

Lakukan hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut (Usahakan selisih sudut antara X dan Y antara 30° ‑ 150°).

Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.

Intersection bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat yang berbeda, dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau ttitik ketinggian, bilamana orang yang kita bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas
Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda‑tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah a. Matahari Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur, b. Bintang

Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain

Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat c. Tanda‑tanda lain Tanda‑tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara ‑ selatan Masjid menghadap kearah barat – timur


TEKNIK CONTOURING
Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.

Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda‑tanda medan yang dapat digunakan adalah

+ Puncak-puncak bukit

+ Bentukan sungai

+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit

+ Percabangan sungai

+ Patahan tebing

+ Waterfall (air terjun)

Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :"Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit".


TEKNIK PASSING KOMPAS
Teknik ini sering digunakan dalam rnelakukan sebuah operasi SAR. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada medan yang landai dan luas, digunakan pula untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal sungai atau jurang.

Cara melakukan passing kompas adalah

+ Tentukan titik (lokasi) yang menjdi tujuan kita, pada peta.

+ Ilitung sudut peta dengan kompas dari titik awal kita menuju titik tujuan dan tentukan pula back azimuthnya.

+ Perintahkan satu atau dua orang rekan kita untuk menuju arah bidikan kompas sebatas pandangan mata.

+ Kemudian anda bergerak ke depan rekan anda dan melakukan hal yang sama dengan point ketiga.

+ Postsi jarum kompas harus selalu berimpit dengan N dan S (Utara dan Selatan).

Teknik ini sering digunakan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal jurang, sungai, dil. Yang utama adalah menentukan arah bidikan dan mengirimkan rekan sebagai pionir pencari jalan, dengan catatan tidak terlepas dari jangkauan rnata dan segera menempati arah bidikan kompas.


KALIBRASI KOMPAS
Kahbrasi kompas merupakan standarisasi antara satu kompas dengan kompas lain yang sudah dikalibrasi atau lebih akurat. Contoh, kita akan mengkalibrasi dua buah kompas, yaitu A dan B, kemudian kita akan menggunakan kompas C sebagai kompas standar. Untuk sasaran bidikan kita gunakan Bukit X.

I angkah I : bidikkan kompas C ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya (misal 45°)

I angkah ll : Bidikkan kompas A dan B ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya, misal A = 47° dan B = 42°

Maka kalibrasi kompas A adalah : 47° ‑ 45° = 20 (selisih), jadi untuk hash bidikan kompas A di medan harus dikurangi 2°, karena hasil bidikannya kelebihan 2° dari kompas standar (kompas C). Sedangkan kalibrasi kompas B adalah : 45° ‑ 42° _ 30 (selisih), jadi untuk hasil bidikan kompas B di medan harus dikurangi 3°, karena hasil bidikannya kelebihan 3~' dari kompas standar (kompas C).

Catatan

Untuk menghidari terjadinya penyimpangan sudut kompas pada ikhtilafnya maka harus dihindarkan dari

1. Senjata berat, sejauh 60 meter

2. Senjata nngan, sejauh 40 meter

3. Pagar kawat, sejauh 10 meter

4. Parang, pisau dan logam kecil lainya, sejauh 3 meter atau lebih

Perlengkapan (untuk Pendakian)

Perlengkapan Kegiatan Alam Secara Umum

Dalam kegiatan alam bebas atau menjelajah alam pelaku harus melaku kan kegiatan :
· memasak
· makan
· tidur dan istirahat
· membersihkan diri
· Melindungi diri sendiri dari faktor eksternal

Semua dilakukan sendiri, untuk itu kita tidak dapat menghindari barang bawaan yang relatif banyak dan berat. Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk pendakian ? Perlengkapan seorang pendaki umumnya berupa sepatu, baju, celanan, jaket, ponco atau rain coat dan ransel.

Sepatu
Sepatu mendaki yang baik selain melindungi kaki dari luka, juga harus nyaman saat dipakai mesti membawa beban berat dimedan licin, berbatu-batu dan curam, jenis sepatu boot paling cocok untuk kegiatan ini, karena melindungi pergelangan kaki hingga mata kaki dari kemungkinan terkilir. Pilihlah sol sepatu dengan kembang-kembang besar, ceruk yang dalam dan memiliki tumit sol seperti ini memungkinkan pemakai dapat mencengkram permukaan meski kondisinya ekstrim (curam, licin atau berbatu-batu)

Pakaian
Pakaian yang ideal saat mendaki di gunung tropis adalah yang relatif tebal dan menyerap keringat, celana yang tidak kaku dan ringan guna melindungi kaki dari goresan duri, baju dari katun atau wol cukup ideal. Sayang bila telah basah, katun tidak mampu menghangatkan badan, baju dari bahan sintetis misalnya polyester dan acrylics sedikit menyerap keringat tetapi cepat kering, sementara bahan nilon sebaiknya tidak digunakan karena tidak menyerap keringat sehingga keringat akan tetap menenpel pada badan, sebaliknya nylon amat baik menahan hujan sehingga banyak digunakan sebagai ponco. Hindari pemakaian pakaian berbahan jeans. Bahan ini sukar kering dan berat disaat basah , bila mendaki medan yang dirimbuni pepohonan atau semak tinggi dimana terpaan angin tidak kencang, hindari pemakaian jakat saat berjalan, selain menahan keringat yang menempel di badan jaket juga membuat tubuh terasa gerah karena selama berjalan suhu tubuh meningkat akibat pembakaran zat makanan untuk menghasilkan energi. Pada saat istirahat disela pendakian, pembakaran berkurang, dinginnya temperatur di gunung dan hembusan angin maka pendaki akan menghadapi perbedaan draktis temperatur oleh karena itu saat beristirahat sebaiknya pendaki mengunakan jaket atau sweater tebal, bila beristirahat saat hujan sebaiknya menganti baju yang basah dengan baju yang kering.

Jaket
Jaket sebaiknya digunakan untuk menahan dingin di puncak atau lokasi kemping saat aktifitas tidak segiat saat berjalan, pilihlah jaket yang berbahan isian (down Jaket) jaket jenis ini cukup tebal dan menahan dingin yang baik, kelemahannya relatif berat dan memakan banyak tempat dalam ransel, jaket lainnya sebaiknya dibawa adalah yang memiliki dua lapisan (double layer) lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyeyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai saat mendaki bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkan keringat mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proff) sayang, bahan ini masih mahal.

Ransel (Carier Bag)
Perlengkapan vital pendakian lainnya adalah ransel. kini banyaknya jenis ransel terutama berangka dalam dijual dipasaran fungsi rangka selain menyangga badan ransel tetap tegak mencegah barang didalamya bergeser dan menjaga jarak antara punggung pemakai dari ransel. Akibatnya barang-barang yang keras yang dibawa tidak menyakiti, ransel yang baik dilengkapi tali pengatur sabuk pengendor atau sandang bahu, sandang pinggang atau sabuk pinggang. Sabuk dan tali pengatur itu akan membuat pemakainya nyaman memanggul ransel beserta isinya. Bila pendaki ingin membawa barang bawaan ke bahu dan punggung, kencangkan tali pengatur sandang bahu dan longgarkan sabuk pinggang sebaliknya, bila beban ingin di topang punggung dan pinggang , kencangkan tali sabuk sandang bahu, ransel berdesain baik, bila rangka bagian bawah saat dipakai ada disekitar pinggang sedangkan lengkungan rangka atas sesuai lengkungan tulang punggung pemakai. Ransel yang memiliki beberapa kantung penutup atau badan memiliki banyak keuntungan. Barang-barang kecil seperti botol air minum, jaket atau kamera yang sering dikeluar-masukkan selama pendakian dapat ditaruh disitu, dengan demikian pendaki tidak perlu membuka-tutup dan mengacak-acak isi ruang utama ransel, kekurangan pada ransel yang berkantung banyak akan mengurangi keseimbangan ransel tersebut bila dibawa. Oleh karena itu pilihlah ransel berbahan nilon atau kanvas, nilon selain kedap air juga ringan terutama sewaktu basah, akan tetapi kanvas lebih kuat terhadap goresan.


Perlengkapan Tidur / Istirahat
· Tenda. Cara Istirahat yang paling aman dan nyaman bila mengunakan tenda sekarang ini banyak ragam tenda dari tenda prisma, piramid atau kubah (dome). Tenda dome belakangan ini lebih banyak digunakan karena mudah dan praktis penggunan maupun saat dibawa, karena tenda dome tidak memerlukan banyak tali dan pasak, untuk mendirikan tenda kubah/dome hanya diperlukan dua rangka utama, untuk itu pilihlah rangka yang terbuat dari alumunium karena lebih baik, ringan dan lentur dibandingkan yang terbuat dari mika.
· Kantung tidur (slepping bag) usahakan kantung tidur tetap dalam keadaan kering, untuk itu jemurlah disiang hari pada saat berkemah
· Sarung
· Sarung tangan & Kaos kaki
· Balaklava (Skibu)

Perlengkapan Memasak.
· Kompor
· Bahan bakar : Gas, Parafin, Minyak Tanah, Kayu, Spirtus
· Korek Api, Usahakan tempatkan korek api batang ditempat yang kedap air, misalnya tempat Film supaya tidak basah
· Pisau
· Gunting
· Nesting atau panci

Perlengkapan Makan.
· Sendok dan Garpu
· Piring Plastik
· Gelas Plastik

Perlengkapan Pribadi
· Obat-obatan Pribadi
· Perlengkapan bulanan Wanita
· Tissue Gulung
· Sabun, Pasta Gigi dll
· Perlengkapan ibadah/Sholat.


Perbekalan (untuk Mendaki)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perbekalan

Makanan yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi pendaki, selama pendakian seseraoang membutuhkan sekitar 5.000 kalori dan 100 gram protein, kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Namun ada baiknya hanya memakan nasi satu kali sehari di kala malam (saat berkemah) alasanyanya beras realtif berat dan memerlukan waktu yang lama untu memasak serta menghabiskan banyak bahan bakar. Fungsi beras dapat diganti dengan roti, biskuit,coklat, dan hevermit. Hal yang perlu diperhatikan hindari mengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih dahulu selama mendaki, karena hal ini hanya akan merepotkan dan menghabiskan waktu perjalanan. Pilihlah makanan praktis seperti coklat, roti, agar-agar,buah-buahan, dapat juga dibuat mixfood yang terdiri atas kacang, colat, biskuit dan kismis. Umumnya makanan yang paling praktis dibawa adalah makanan awetan yang memiliki kemasan, buanglah kemasan karton sebelum dimasukan dalam ransel dengan demikian berat ransel dapat berkurang dan makanan yang dibawa pun tidak banyak memakan tempat didalam ransel. Perlengkapan vital yang tidak kalah pentingnya adalah persediaan air minum dan memasak. Bawalah air sesuai dengan kebutuhan kita selama kegiatan.
Selain peralatan dan sejumlah perlengkapan tersebut diatas, jangan lupa membawa perlengkapan kecil yang terdanag dirasa sepele, namun amat penting. Perlengkapan itu berupa obat-obatan seperti pelester, oabat merah, tisu basah dan sekring, senter, benang, jarum jahit, jam dan alat tulis. Peralatan itu terkadang dibutuhkan dalam keadaan darurat atau menjaga tubuh tetap bersih. Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah jangan lupa membawa tas / kantong plastik , tas plastik tersebut dibutuhkan untuk menaruh barang-barang yang kotor dan basah sebelum dicuci dan tas plastik juga berfungsi untuk membawa kembali sampah-sampah pendakian, sampah-sampah sisa makanan atau berkemah, janganlah dibuang begitu saja di alam terbukaselain megotori, membuang sampah dapat menyulitkan usaha pencarian dan pertolongan bagi pendaki yang tersesat atau mengalami kecelakaan, kerap kali usaha pencarian oarang tersesat terbantu dengan petunjuk dari barang barang yang tercecer jangan menganggap segala peralatan dan sampah akan membebani perjalanan, seorang mungkin saja dapat belajar menyalakan api dari ranting kayu, mencari makan dengan jerat atau menimbun sampah digunung akan tetapi pencinta alam selalu berperinsip leave nothing but footprint, take nothing but picture, kill nothing but time. Perlu diingat, perbekalan yang dibawa disesuaikan dengan waktu dan lamanya kegiatan

Contoh : Perbekalan untuk kegiatan selama 2 hari 1 Malam

Mie Instan 4 Bungkus
Beras, Telur 2 butir, kornet, sarden
Air minum minimal 3 Liter
Makanan kecil berkalori tinggi, seperti coklat, kacang-kacangan, wafer, permen, gula merah.
Kopi, gula, susu, extra joss, marimas, nutrisari dll.
Roti basah
Buah-buahan, seperti tomat, mangga dll
Dll. Sesuai dengan selera masing-masing
Perlengkapan

Sepatu. Melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri. Keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu. Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, Ada lubang ventilasi bersekat halus.
Kaos kaki · Menyerap keringat · Menghindari lecet pada kaki
Celana lapangan · Kuat, lembut, ringan, praktis · Tidak menggangu gerakan kaki · Terbuat dari bahan yang menyerap keringat · Mudah kering, bila basah tidak menambah berat
Baju Lapangan · Melindungi tubuh dari kondisi sekitar · Kuat, ringan, tidak menggangu pergerakan· Terbuat dari bahan yang menyerap keringat · Praktis, mudah kering
Topi lapangan · Melindungi kepala dari kemungkinan cidera akibat duri · Melindungi kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang · Kuat dan tidak mudah robek
Sarung tangan Sebaiknya terbuat dari kulit, tidak kaku dan tidak menghalangi pergerakan.
Ikat pinggang Terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tapi teguh. Kegunaan ikat pinggang selain menjaga agar celana tidak melorot juga untuk meletakkan alat-alat yang perlu cepat dijangkau , seperti pisau pinggang, tempat air minum dll.
Ransel (carrier) Ringan, kuat, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan, nyaman dipakai dan praktis.
Peralatan navigasi Kompas, peta, penggaris, busur derajat, pensil dll.
Lampu senter · Water proof dan dilapisi karet · Bola lampu dan batery cadangan.
Peluit
Pisau · Pisau saku serba guna · Pisau pinggang · Golok tebas
Perlengkapan tidur
Satu set pakaian tidur
Kaus kaki untuk tidur
Sleeping bag
Matras
Tenda/ ponco/ plastik untuk bivak
Perlengkapan masak dan makan
Alat masak lapangan (misting)
Alat bantu makan lainnya (sendok, piring, dll)
Alat pembuat api (lilin, spirtus, parafin, dll)

Emergency Madical care [Darurat Kesehatan]

Meliputi aspek :
· Manajerial untuk pertolongan dilokasi dan evakuasi
· Teknik medik, perawatan korban
Tingkat perawatan darurat
o Oleh diri sendiri / korban
o Oleh tim rescue dilokasi
o Selama evakuasi
o Di rumah sakit
Sistem Triage

o Golongan I label hijau (perawatan sederhana)
o Golongan II Label kuning (korban luka ringan)
o Golonngan III Label merah (korban luka serius)
o Golongan IV Label putih (korban sangat kritis)
o Golongan V Label hitam (korban meninggal)
Pelaksanaan penanganan korban

o Melaksanakan triage
o Menghitung jumlah korban
o Melengkapi data triage
o Melaporkan status korban
o Bila tidak cepat dievakuasi diberi pertolongan sementara.
o Menjaga efek dari korban
o Menyimpan bukti dengan baik
Setelah korban dapat diserahkan kembalil pada pihak medis, tugas tim SAR berakhir dan pada akhir penugasan dilaksanakan briefing.



Hipotermia [Penyakit Dingin]

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan, dapat menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu sehingga menyebabkan penyakit kronis. Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah panas dipermukaan tubuh hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh. Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi.

Udara dingin yang basah disertai angin yang bertiup kencang, seringkali dijumpai para pendaki ketika melakukan pendakian gunung. Tidak jarang badai dan hujan lebat menyertai hawa dingin. Malam yang cerah seringkali membuat udara semakin dingin dan berembun. Di puncak musim kemarau justru di sekitar puncak gunung seringkali muncul kristal-kristal es yang menempel pada daun-daunan dan bunga edelweis.

Pakaian yang basah, kaos kaki yang basah semakin menambah dinginnya badan. Keadaan akan semakin parah bila pendaki tidak memperhatikan makanan sehingga tubuh tidak memperoleh ernergi untuk memanaskan badan. Dinginnya udara seringkali membuat perut kembung sehingga enggan untuk makan, kecuali memang kehabisan makanan.

Gejala -gejala kedinginan biasanya Pendaki akan menggigil kedinginan, gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa. Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.

Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung, dan pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas menjadi pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi kram bahkan akhirnya pingsan.

Untuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat-cepat menghangatkan korban dengan botol berisikan air panas atau membaringkan di dekat api atau pemanas. Jangang menggosok-gosok tubuh penderita. Jika korban pingsan, baringkan dia dalam posisi miring. Periksa saluran pernafasan, pernafasan dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut dan menekan dada.

Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian kering yang hangat, selimuti untuk mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahan angin, seperti alumunium foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut.

Panas tubuh dari orang lain juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas pakaian, dan berbagi pakai selimut dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman hangat jangan memberikan minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis.

Seperti halnya terlalu kepanasan, anak muda dan orang tua merupakan sasaran paling banyak. Alasannya, tubuh kurang efisien dalam mengatur temperatur tubuh. Namun, orang dewasa yang fitpun, dapat kedinginan jika terlalu lama berada di air dingin, udara dingin atau di cuaca dingin tanpa pelindung. Selain itu minuman beralkohol dan narkotika juga mengurangi mekanisme pemanasan tubuh.

Untuk menghadapi bahaya kedinginan bawalah beberapa lapis pakaian kering. Siapkan mantel hujan, jaket tebal, dan kantung tidur. Masukkan pakaian kedalam kantong plastik sebelum dimasukkan ke dalam tas. Gunakan cover pelindung air untuk membungkus tas. Bawalah bekal makanan yang cukup, ada baiknya membawa bekal lebih guna menghapi tertundanya perjalanan karena cuaca atau harus beristirahat karena sakit. Pelajari jalur yang akan ditempuh sebelum melakukan pendakian, hal ini bisa ditanyakan ke petugas pos penjagaan. Rencanakan dan pilih tempat yang akan digunakanan untuk beristirahat, berlindung, memasak, dan mendirikan tenda.

Pilihlah pendakian pada musim kemarau, karena pada musim penghujan curah hujannya tinggi sering ada badai dan tanah longsor, di musim kemaraupun di gunung sering turun hujan namun tidak sebanyak dan sesering di musim hujan. Musim kemarau yang cerah suhu di gunung sangat dingin sekali bisa minus dibawah nol, dibeberapa gunung misal gunung semeru sering muncul kristal-kristal es. Bila cuaca sangat buruk dan sudah tidak sanggup menghadapi udara yang semakin dingin sebaiknya tidak melanjutkan pendakian, karena bisa berakibat sangat fatal.

Dalam menembus cuaca yang sangat dingin harus berusaha mengatasi rasa lapar, kelelahan dan mengantuk. Beristirahatlah sebentar saja bila terlalu lama badan justru akan semakin dingin dan semakin mengantuk, dengan berjalan badan biasanya menjadi hangat bahkan berkeringat. Termos kecil berisi kopi hangat sangat praktis untuk membantu mengatasi rasa dingin dan mengantuk. Sepatu bot dengan kaos kaki yang tebal dan kering sangat membantu. Sebaliknya sepatu basah, kaos kaki basah, dan sendal, dapat membuat kaki serasa beku. Beristirahat di antara hempasan angin dingin dan tebalnya kabut, justru semakin membuat badan menjadi menggigil, untuk itu carilah batu besar atau celah-celah batu untuk berlindung dari hempasan angin dingin. Bila ingin istirahat tunggulah sampai kabut menghilang, karena beristirahat di tengah kabut membuat pakaian basah dan berembun, sehingga semakin menyiksa badan. Kaos tangan, kerudung kepala, kaos kaki, jaket tebal bisa membantu mengatasi rasa dingin. Bila memungkinkan dan tidak membahayakan lingkungan bisa membuat api unggun untuk menghangatkan badan dan beristirahat.

Ketika hendak mendirikan tenda carilah tempat yang terlindung dari hempasan angin, dan usahakan tempat yang kering. Di tempat yang basah dan lembab embun dan kabut mudah terbentuk sehingga pakaian dan peralatan kita menjadi basah, berembun dan dingin.

Bila ingin minum obat minumlah pada waktu istirahat mau tidur jangan minum obat pada saat melakukan perjalanan sangat berbahaya. Beberapa jenis obat bisa membuat kita menjadi mengantuk atau tenggorokan kering.

TEAM PENCARIAN Search And Rescuer (SAR)

Pendahuluan

Istilah SAR mulai populer di Indonesia, tetapi tidak banyak yang mengetahui apa arti tugas dan bagaimana organisasi SAR di Indonesia. SAR kepanjangan dari search and Rescue, yaitu: suatu usaha atau kegiatan untuk melakukan pencarian dan petolongan/penyelematan terhadap orang atau material yang hilang atau dikawatirkan hilang dalam suatu musibah.

Sejarah

SAR di Indonesia mulai dikenal mulai tahun 50-an (1950) dengan terdaftarnya negara kita sebagai anggota ICAO (International Civil Aviation Organisation) Yang menangani musibah penerbangan, kemudian pada tahun 60-an terdaftar menjadi anggota IMCO (Inter Government Maritime Consultatine Organisation)atau sekarang lebih dikenal sebagai IMO, maka mulai berkembang pula SAR untuk pelayaran. Sampai kemudian berdasarkan keputusan Presiden No. 11/1972 tanggal 28 Februari lahirlah BASARI (Badan Sar Indonesia)

Organisasi SAR di Indonesia

Aktifitas SAR di Indonesia terorganisasi dalam Badan-badan, berbagai kantor koordinasi serta unsur-unsur operasi yang dibentuk Pemerintah Pusat maupun Daerah, sebagai berikut :
· BASARI Adalah badan yang menyelenggarakan tugas-tugas pencarian dan pertolongan yang berkedudukan langsung dipusat pemerintahan serta bertanggung jawab kepada Presiden. Fungsi dan tugas mengkoordinasikan tugas pencarian dan pertolongan sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional yang berlaku. BASARI dalam struktur organisasi terdiri dari pimpinan 6 (enam) Menteri, BASARNAS, KKR serta SKR diwilayah / daerah.
· BASARNAS sebagai badan pelaksana operasi SAR dikepalai oleh seorang pejabat dari Departemen perhubungan dan berada langsung dibawah Menteri Perhubungan.
· Kantor Kordinasi Rescue (KKR) Bertugas menyelenggarakan aparat koordinasi rescue guna mengkoordinir semua unsur SAR dan fasilitas SAR untuk kegiatan diwilayah tanggung jawabnya. Jumlah KKR di Indonesia dibagi menjadi 4 wilayah operasional, yaitu KKR I di Jakarta, KKR II di Surabaya, KKR III di Ujungpandang dan KKR IV di Biak.
Unsur-Unsur Organisasi Operasi

Dalam penyelenggaraan SAR dibentuk organisasi khusus untuk satu jangka waktu (selama operasi berlangsung) agar dapat dilakukan koordinasi dan pengendalian dari unsur-unsur SAR yang digunakan sehingga mendapat hasil yang optimal. Untuk itu dikenal istilah-istilah SC, SMC, OSC, SRU.
· SC (SAR Coordinator). Adalah pejabat yang mampu memberikan dukungan kepada KKR / SKR untuk menggerakkan unsur-unsur karena kewenangannya atau jabatan yang dimilikinya.
· SMC (SAR Mission Coordinator). Adalah pejabat yang ditunjuk oleh BASARNAS / KKR / SKR karena memiliki kemampuan/kualifikasi yang ditentukan atau telah mengikuti pendidikan. Pajabat ini akan mengkoordinasikan dan mengendalikan operasi SAR dari awal sampai selesai.
· OSC (On Scene Commander). Adalah pejabat yang ditunjuk oleh SMC untuk mengkoordinasikan serta mengendalikan unsur SAR dilapangan.
· SRU (Search and Rescue Unit). Adalah unsur sar yang digerakkan oleh unsur SAR dapat berupa unsur SAR berbagai instansi (darat, laut dan udara)yang diperbantukan atau ditugaskan oleh instansi induknya atau merupakan kelompok masyarakat, kelompok pecinta alam yang merupakan partisipasi dalam operasi SAR.


Prinsip Penyelenggaraan Operasi SAR
· Umum. Diaktifkan setelah tanda darurat dari laporan alternatif pos utama atau pos siaga bantu dan masyarakat. SAR dihentikan bila korban behasil ditemukan dan diselamatkan setelah evakuasi.
· Siaga. Operasi harus cepat, tepat dan efektif sehingga dapat memantau dan mendeteksi sedini mungkin. Pelaksanaan siaga SAR 24 jam penuh.
· Darurat :
o INCERFA : Ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai keselamatan disuatu medan yang sulit untuk mengetahui nya.
o ALERFA: Merupakan kelanjutan dari INCERFA yang keadaannya mengkhawatirkan.
o DISTRESSFA: Keadaan dimana suatu kecelakaan diketaui atau diduga kuat.

Tahap kegiatan
· Tahap menyadari (awareness stage) : Menerima tanda darurat dari pos siaga.
· Tahap tindakan awal (initial action phase) : Tindakan sebagai tanggapan atas tanda darurat.
· Tahap perencanan (planning stage) : Kelanjutan dari evakuasi dan terus mengadakan penyiagaan fasilitas SAR.
· Tahap pelaksanaan operasi (operational stage): Unsur SAR sudah digerakkan dan mengefektifitas kan operasi.
· Tahap Akhir Penugasan (Mission Conclusion stage) : Menarik kembali petugas lapangan dan menyerahkan korban.

Operasi Pencarian
· Briefing pencarian
· Pemberangkatan unsur SAR
· Perjalanan ke area pencarian
· Pelaksanaan pencarian
· Bila perlu penggantian unsur SAR
· Mencari sampai menemukan korban
· Penarikan unsur ke posko
· Debriefing unsur SAR

Perkiraan Kondisi Korban Berdasarkan Waktu Musibah
· 1 - 2 x 24 jam korban masih dinyatakan hidup
· 3 – 4 x 24 jam korban dinyatakan dalam keadaan kritis.
· 5 – 6 x 24 jam korban dinyatakan telah meninggal.

Pemberangkatan Tim SAR

Hal yang perlu diperhatikan :
· Jarak, waktu pemberangkatan, peralatan yang lengkap, alat untuk memberi tanda, peralatan pendukung untuk korban.
· Dalam perjalanan :
o Pengamatan medan
o Melaporkan setiap posisi
o Mengatur waktu
o Selalu dikendalikan dari Posko

Metode-metode digunakan dalam operasi pencarian
· Preliminary Mode : Pengumpulan informasi awal, saat dari mulai tim-tim pencari diminta bantuan tenaga sampai kedatangan di lokasi, formasi dari perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan, dan sebagainya.
· Confinement Mode : Menetapkan garis batas untuk mengurung orang yang hilang agar berada di dalam area pencarian ( Search Area ).
· Detection Mode : pemeriksaan tempat-tempat yang dicurigai bila dirasa perlu dan pencarian dengan cara penyapuan ( sweep researchs ) diperhitungkan untk menemukan orang yang hilang atau barang yang tercecer.
· Tracking Mode : Mengikuti jejak barang-barang yang tercecer yang ditinggalkan oleh orang yang hilang.
· Memberikan perawatan kepada korban dan memindahkan ke tempat perawatan yang lebih memuaskan.
Dari kelima model, umumnya anggota SAR akan banyak terlibat pada Confinement Mode, karena hasilnya lebih memuaskan.

Confinement Mode

Pemikiran yang melatarbelakangi Confinement Mode adalah sederhana, yaitu menjebak orang yang hilang pada suatu area yang kita tahu batas-batasnya sampai dengan :
· Area tersebut dapat disapu (dilakukan penyapuan )
· Orang yang hilang akan bergerak keluar dari area dan ( dalam proses ) dapat tertangkap oleh tim pencari.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan yaitu :
· Trail Block : Tim kecil dikirim untuk memblokir jalan setapak yang keluar masuk search area.
· Road Block : Dasarnya sama dengan trail block, kadang tenaga sukarela yang sudah tua atau penggemar jeep dapat diminta disini, sebagaimana tim pencari di jalan yang buruk. Apabila search area diputuskan tertutup bagi bukan tim pencari seseorang (sebaliknya petugas hukum ) umumnya ditempatkan dala mroad block.
· Look Outs : Menempatkan tim kecil pada posisi-posisi yang strategis/tempat-tempat yang memeberikan pandangan luas ke dalam lembah-lembah,untuk mendeteksi gerakan orang yang hilang. Variasinya seorang ditempatkan sebagai pengamat, sementara tim kecil bergerak memeriksa pada lokasi yang dicurigai, yang berada dalam jangkauan pengamat. Beberapa peralatan dapat digunakan untuk menarik perhatian orang yang hilang antara lain asap, bunyi-bunyian, bendera, dan lain-lain.
· Camp In : Camp In dapat berupa pos pengamat, sebagai radio relay dapat ditempatkan pada tempat-tempat strategis, atau situasi lain dimana tim kecil menempati lokasi-lokasi tertentu.
· String Lines : Pada daerah yang bervegetasi lebat, string lines ( bentangan tali bertanda ) untuk kepentingan yang sama, yaitu memagari daerah pencarian.

Detection Mode

Metode Detection dapat dikelompokkan dalam 3 kategori :
· Tipe I Search : Pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukan yang dianggap paling mungkin.
· Tipe II Search : Kriterianya adalah efisiensi yaitu pencarian yang cepat dan sistematis atas area yang luas dengan metode penyapuan, yang mana akan menghasilkan hasil akhir tertinggi dari setiap pencari per jam kerjanya (dinamakan juga Open Grids).
· Tipe III Search : Adalah mencari dengan sistematika yang ketat atas area yang lebih kecil mengunakan metode penyapuan yang cermat (dinamakan juga Close Grids).

P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakan)

Pertolongan pertama dapat menyelamatkan dan menolong korban dalam perjalanan sebelum mendapatkan perawatan lebih lanjut. Pengetahuan dan ketrampilan untuk menangani keadaan darurat menjadi dasar penting. Salah satu yang diperlukan untuk melakukan tindakan pertama itu adalah perlengkapan dasar P3K yang lengkap. Perlengkapan sepele yang sering dilupakan adalah sebuah peniti yang bersih, kecil tetapi sangat berguna, misalnya untuk menutup baju anda atau perban darurat. Beberapa perlengkapan di bawah ini wajib untuk dibawa dalam perjalanan petualangan anda:
1. Perban ; Anda dapat menggunakan perban untuk mengikat luka, dan membalut bagian tubuh untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Fungsi lain dapat dipakai sebagai alat pengikat jika tak ada yang lain.
2. Plester ; Gunakan plester untuk menahan penutup luka/kasa untuk menghindari infeksi luka karena kotoran.
3. Pil pereda rasa sakit/analgetik ; Simpanlah pil pereda rasa sakit anda untuk keadaan darurat. Misalnya: ponstan.
4. Gunting kecil ; Belilah gunting dengan kualitas terbaik dan tahan karat.
5. Peniti ; Digunakan untuk mengikat perban dan jahitan sementara.
6. Pembalut segitiga/Mitela ; kain ini untuk sangat fungsional untuk berbagai keperluan. Patah tangan dapat diatasi dengan membuat ambin dari perban yang besar.
7.Kapas ; Kapas berguna untuk membersihkan luka dan dapat menyerap darah dari luka. Tetapi jangan digunakan secara langsung sebagai penutup luka, karena bila luka mengering kapas akan melekat dan sulit dilepas.
8. Antiseptik ; Gunakan pengoles antiseptik untuk membersihkan luka. Krim antiseptik tersebut akan mempercepat penyembuhan.
Sehari-hari dimana saja dan kapan saja, tidak jarang kita jumpai berbagai macam kecelakan, dengan akibat luka ringan maupun berat. Menilik dari hal tersebut, diharapkan kita sebagai anggota masyarakat pada umumnya dan sebagai pecinta alam yang sering mengadakan kegiatan di alam bebas pada khususnya dapat menguasai dan menerapkan pengetahuan tentang pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan/Gangguan Yang Diakibatkan Oleh Aktifitas di Alam Bebas

Shock

Tanda-tanda :

· Kesadaran menurun, denyut nadi cepat, lemah dan kemudian menghilang.
· Kulit pucat, dingin dan lembab.
· Nafas dangkal tidak teratur.
· Mata hampa, suram.
· Penderita merasa pusing, mual.
Penyebab :

· Tekanan emosi hebat
· Kehilangan darah atau cairan
· Keracunan
Pertolongan :

· Baringkan penderita dengan kepala lebih rendah, kecuali pasien menderita gegar otak dan patah tulang.
· Kendorkan pakaian, beri selimut.
· Jangan beri minum.
Pingsan

Tanda-tanda :

· Penderita tidak sadar, terbaring tidak bergerak, terkadang sangat gelisah.
· Pernafasan ada nadi berdenyut.
Penyebab :

· Kurang memeproleh zat asam.
· Terlalu kepanasan/kedinginan, kesakitan.
· Keracunan
· Penyakit kronis, ginjal, jantung, diabetes, dsb.
Pertolongan :

· Baringkan penderita ditempat teduh dan udara segar.
· Bila wajah pucat, kepala direndahkan (sebaliknya).
· Buka/longgarkan pakaian.
· Bila penderita muntah, letakkan kepala dalam posisi miring, untuk mencegah muntahan terselak masuk ke paru-paru.
· Beri penyegar (decologne) atau amoniak agar segera sadar.

Mati suri

Tanda-tanda :

· Kesadaran diantara pingsan dan mati.
· Pernafasan tidak nampak.
· Nadi tidak teraba.
· Wajah pucat kebiru-biruan.
Penyebab :

· Tidak dapat bernafas
· Menghirup gas beracun.
Pertolongan :

· Lakukan seperti penderita pingsan.
· Bersihkan jalan nafas.
· Segera bawa ke dokter.
Kejang otot (Kram)

Penyebab :

· Terlalu letih
· Karena dingin/panas
· Kekurangan garam, rendahnya kadar mineral.
· Bernafas terlalu cepat ketika tidak diperlukan, sehingga menghalangi pemakaian kalsium oleh tubuh.
Tanda-tanda :

· Rasa sakit yang terus menerus, berlangung selama beberapa detik sampai beberapa jam.
Pertolongan :

· Dengan merenggangkan otot tersebut, bila kejang dibetis, berdiri dengan bertumpu pada jari kaki atau mendorong bagian depan kaki ke atas dan memijit otot yang kejang kearah jantung.
· Bila yang menderita kejang adalah otot lengan atas depan, pijitlah otot tersebut dengan satu tangan dan mintalah bantuan teman anda untuk meluruskan siku tersebut.
Terkilir (Reptura Tendo)

Yaitu terlepasnya tendo dari tulang/otot (Tendo adalah penghubung antara tulang/sendi).

Tanda-tanda :

· Seseorang yang menderita reptura tendo atau terkilir biasanya terdengar suaranya.
· Rasa sakit yang hebat sehingga orang tersebut menggeliat kesakitan dan memegang otot tersebut dalam posisi konstraksi.
· Ia tidak akan membiarkan otot tersebut digerakkan, bahkan biasanya tidak akan mau diperiksa, kecuali bila telah menerima obat penghilang rasa sakit.
· Membengkak sakit selama beberapa hari dan timbul tanda biru/hitam.
Penyebab :

· Konstraksi otot yang kuat yang terjadi dengan tiba-tiba.
· Otot yang tegang dan tidak fleksibel mudah menderita reptura tendo.


Pertolongan :
· Rest : istirahat
· Ice : pendinginan
· Compression : penekanan
· Elevation : pendinginan bagian tubuh yang cidera
· Segera hubungi dokter

Dislokasi (sendi meleset)

Yaitu terlepasnya sendi dari tempat yang seharusnya.
Dislokasi sendi rahang

Penyebab :
· Menguap atau tertawa terlalu lebar
· Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka.

Pertolongan :

Mempergunakan ibu jari yang ditekankan ke rahang, ibu jari sebelumnya dibalut terlebih dahulu. Caranya, rahang tersebut ditekankan kebawah dengan kedua ibu jari tersebut diletakkan digeraham yang paling belakang, tekanan harus mantap tetapi pelan-pelan, bersamaan dengan penekanan tersebut, jari-jari yang lain mengangkat dagu penderita keatas.

Dislokasi sendi bahu

Pertolongan :
· Perhatikan apakah ada patah tulang.
· Apabila tidak ada, cedera ditekan dengan telapak tangan/kaki. Sementara itu lengan penderita ditarik sesuai dengan arah kedudukan ketika itu, tarikan harus dilakukan dengan pelan dan semakin lama dan semakin kuat, kemudian dengan hati-hati lengan atas diputar (arah jauhi tubuh) hal ini sebaiknya dilakukan dengan siku berlipat. Dengan cara ini diharapkan ujung lengan atas akan menggeser kembli ketempat semula.

Dislokasi sendi paha (pinggul)

Penyebab :
· Lutut membentur, paha terdorong kebelakang dan terlepas dari sendinya.

Tanda-tanda :
· Lutut terputar kedalam, paha terkunci mendekati garis tengah tubuh, bila digerakkan terasa nyeri.
· Usahakan jangan digerakkan, bawa segera ke rumah sakit.

Patah Tulang tulang stress

Tanda-tanda :
· Tidak tampak
· Sakit bila ditekan dari atas dan dari bawah.
· Sakit ringan dan semakin sakit bila terus digunakan.

Penyebab :
· Kaki yang mempunyai lengkungan yang tinggi, sehingga sebagian besar gaya langkah terpusatkan pada tulang dan kaki.

Pertolongan :
· Istirahatkan bagian tubuh yang sakit.

Patah tulang komplet

Tanda-tanda :
· Rasa sakit yang hebat disertai dengan pembengkakan.
· Bila memutuskan pembuluh darah darah dapat mengakibatkan pendarahan.

Penyebab
· Kekerasan dari luar, terpukul benda-benda keras, tertembak terjatuh dan sebagainya.

Pertolongan
· Mencegah pendarahan
· Mencegah gugat
· Mencegah rasa nyeri
· Mencegah infeksi
· Pembalutan/pembidaian.

Perdarahan Pembuluh Nadi

Tanda-tanda :
· Darah keluar menyembur sesuai dengan denyut jantung, darah yang keluar berwarna merah segar.

Pertolongan :
· Menekan ditempat perdarahan dengan kain, setelah luka dibersihkan.
· Usahakan bagian yang mengalami perdarahan lebih tinggi dari letak.
· Jika belum berhasil, hentikan perdarahan dengan memijit pembuluh nadi (arteri) antara luka dengan jantung (diatas posisi luka)
· Dengan memasang touniquet (dikendorkan tiap 15 menit)

Keracunan

Racun bisa masuk ketubuh melalui :

Pernafasan

Tanda-tanda :
· Banyak keluar air liur dan air mata
· Batuk-batuk
· Warna muka merah

Pertolongan :
· Bawa secepatnya ketampat yang bebas gari gas beracun tersebut.
· Tidurkan terlentang dan beri selimut.
· Bila perlu beri penafasan buatan jangan dari mulut ke mulut.
· Segera bawa ke rumah sakit

Melalui kulit

Pertolongan :
· Pakaian yang terkena racun dilepas
· Bagian tubuh yang terkena racun disiram dengan air dingin terus menerus.

Melalui makanan

Keracunan Botulinum (banyak dijumpai pada makanan dalam kaleng)

Gejala :
· Muncul secara mendadak 18-36 jam sesudah memakan makanan tersebut
· Lemah badan, disusul penglihatan kabur dan ganda.
· Penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.

pertolongan :
· Hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan menyuntikkan serum antitoksin khusus untuk Botulinum.


Pencegahan :
· Sebelum dihidangkan, makanan dalam kaleng dibuka kemudian direbus bersama kalengnya didalam air sampai mendidih.

Keracunan jamur

gejala :
· Muncul dalam jarak beberapa menit sampai 2 jam sesudah makan jamur beracun tersebut.
· Sakit perut yang hebat, mencret.
· Banyak berkeringat
· Mental kacau
· Pingsan

Pertolongan :
· Usahakan agar muntah
· Bilas lambung
· Bila perlu berikan pernafasan buatan

PENGETAHUAN DASAR SURVIVAL

Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu . Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :

Keadaan alam (cuaca dan medan)
Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri. dalam keadaan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan atau tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalam survival terletak dari kesiapan mental kita.

Definisi Survival

Survival disini dapat dijabarkan tindakan :
S : Size up the situation / Pandai-pandailah melihat situasi
U : Under haste make waste / jangan tergesa-gesa (slow down)
R : Remember where you are / ingat dimana anda berada
V : Vangush fear and panic / kuasai diri dari rasa takut dan panik
I : Improvise / kuasai diri dari kesulitan
V : Value living / hargailah hidup anda
A : Act like the nature / hiduplah sesuai dengan alam sekitar
L : Learn the basic skill / pelajari dasar-dasar keahlian dengan baik

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :

S : Stop / berhenti
T : Thinking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Kebutuhan survival

Yang harus dipunyai oleh seorang survivor

Sikap mental
Semangat untuk tetap hidup
Kepercayaan diri
Akal sehat dan Intelegensi tinggi
Disiplin dan rencana matang
Kemampuan belajar dari pengalaman
Pengetahuan
Cara membuat Biouvack
Cara memperoleh air
Cara mendapatkan makanan
Cara membuat api
Pengetahuan orientasi medan
Cara mengatasi gangguan binatang
Cara mencari pertolongan
Pengalaman dan latihan
Latihan mengidentifikasikan tanaman
Latihan membuat trap (Jebakan untuk binatang), dll
Peralatan
Korek api
Pisau
Ponco dll
Kemauan

Langkah - Langkah yang harus ditempuh bila anda / kelompok anda tersesat :

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
· Mengkoordinasi anggota
· Melakukan pertolongan pertama
· Melihat kemampuan anggota
· Mengadakan orientasi medan
· Mengadakan penjatahan makanan
· Membuat rencana dan pembagian tugas
· Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
· Membuat jejak dan perhatian
· Mencari Pertolongan

Bahaya-bahaya dalam survival

Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
Ketegangan dan panik
Pencegahan :
· Sering berlatih
· Berpikir positif dan optimis
· Persiapan fisik dan mental

Matahari / Suhu Panas
· Kelelahan panas
· Kejang panas
· Sengatan panas

Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
· Penyakit akut/kronis
· Baru sembuh dari penyakit
· Demam
· Baru memperoleh vaksinasi
· Kurang tidur
· Kelelahan
· Terlalu gemuk
· Penyakit kulit yang merata
· Pernah mengalami sengatan udara panas
· Minum alkohol
· Dehidrasi (Kekurangan cairan)

Membuat Biouvack (Shelter)

Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam :
· Shelter asli alam
· Gua : Bukan tempat persembunyian binatang, Tidak ada gas beracun, Tidak mudah longsor
· Shelter buatan dari alam
· Shelter buatan

Syarat Biouvack :

Hindari daerah aliran air, Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh, Bukan sarang nyamuk / serangga, Bahan kuat, Jangan terlalu merusak alam sekitar, Terlindung langsung dari angin. Biasanya bahan yang dipakai untuk membuat Biouvack adalah Ponco atau jas hujan.

Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam trap :
· Perangkap model menggantung
· Perangkap tali sederhana
· Perangkap lubang jerat
· Perangkap menimpa
· Apace foot share

Bahan :
· tali/kawat
· Umpan
· Batang kayu
· Cabang pohon

Air

Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
· Hujan. Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
· Dari tanaman rambat/rotan Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
· Dari tanaman Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut

Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
· Air sungai besar
· Air sungai tergenang
· Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
· Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
· Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan

Makanan

Patokan memilih makanan :
· Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
· Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
· Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo.
· Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila tidak terasa gatal bisa dimakan
· Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam

Hubungan air dan makanan
· Untuk makanan yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
· Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
· Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak

Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
· Batang pohon pisang (putihnya)
· Bambu yang masih muda (rebung)
· Pakis dalamnya berwarna putih
· Sagu dalamnya berwarna putih

Dari daunnya :
· Selada air
· Rasamala (yang masih muda)
· Daun mlinjo
· Singkong

Jamur yang dapat dimakan seluruhnya :
· Jamur merang, jamur kayu

Ciri-ciri jamur beracun :
· Mempunyai warna mencolok
· Baunya tidak sedap
· Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
· Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
· Bila diraba mudah hancur
· Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
· Tumbuh dari kotoran hewan
· Mengeluarkan getah putih

Binatang yang bisa dimakan
· Belalang
· Jangkrik
· Tempayak putih (gendon)
· Cacing
· Jenis burung
· Laron
· Lebah , larva, madu
· Siput
· Kadal : bagian belakang dan ekor
· Katak hijau
· Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
· Binatang besar lainnya

Binatang yang tidak bisa dimakan
· Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
· Mengandung racun : penyu laut
· Mengandung bau yang khas : sigung

Api

Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata. Berikut ini cara membuat api :
· Dengan lensa / Kaca pembesar Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
· Gesekan kayu dengan kayu. Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
· 3. Busur dan gurdi Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah terbakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren

Survival kit

Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan, biasanya terdiri dari perlengkapan umum, yaitu
· Perlengkapan memancing
· Pisau
· Tali kecil
· Senter
· Cermin suryakanta,
· Cermin kecil
· Peluit
· Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
· Tablet garam, norit
· Obat-obatan pribadi
· Jarum + benang + peniti
· Gula jawa, garam.
· Dan lain sebagainya menurut kebutuhan